Ini bukan evaluasi, apalagi skripsi, ini yang dinamain perkenalan diri. Kalau kata pepatah, 'tak kenal, maka tak sayang' tapi sebenarnya tak kenal maka tak apa-apa. Tapi coba kenalin, gue Sarajiwa Nadine Sekarasha, biasa dipanggil Jiwa atau Nadine sama temen-temen. Lo boleh panggil gue apa aja, asal jangan sayang, kata Ama gue gak boleh. Kalau di rumah, gue biasa dipanggil 'Adek.' Sebenernya gue protes, tapi protes gue ga didengerin, jadi cukup tau. Gue mahasiswi fakultas hukum di Universitas Indonesia. Orang-orang suka nanya, "Seneng gak kuliah di UI?" Seneng mah seneng, siapa sih yang ga seneng kuliah di UI? Ya walau seneng juga, tetep aja bangkit dari kasur suka mepet sama jam kelas, hehehe.
Gue anak Ama Ambu yang lahir tanggal 28 Agustus 1996 awet muda kan gue? Gue, yang kata Ambu gue ditemuin lagi nangis di kardus depan pos satpam. Dulu sih nangis digituin. Kalau sekarang nggak, soalnya makin tua makin mirip Ama, jadi makin yakin kalau gue itu anak Ama. Ngomong-ngomong gue lahir di Jogja, remaja di Bandung, tapi semenjak Kakak gue kuliah di Jakarta, jadi ikut pindah. Pamaeh banget emang, gue juga ga bisa bahasa Jawa, bisanya Sunda. Soalnya ceritanya panjang dan nanti kepanjangan nih wacana, kapan-kapan ceritanya. Kesukaan gue itu seni lukis dan alam. Selain itu, gue juga suka musik, politik, sejarah sama senja. Sebelum masuk fakultas hukum, banyak banget cobaannya. Disuruh masuk ilkom lah, teknik lah, kedokteran lah, psikolog lah, dll. Tapi gue berhasil yakinin Ama sama Ambu, kalau gue tetep bakal pilih jurusan hukum. Kata Ama, "semua jurusan ada susah senengnya, Neng. Rungkad jeung lieur na ge aya."
Kata Ambu, "nakal boleh, tapi makan dulu." Gitu katanya, tapi kalau gue nakal, yang ada diomelin. Kalau sekarang mah lagi trend ceunah yang namanya MBTI teh, sama bahasa cinta alias love language. Bahasa cinta gue physical touch, words of affirmation, sama quality time. Ini MBTI gue INTP-T, tapi masih sering dibilang ekstrovert walau sebenarnya ambivert. Banyak banget mimpi yang harus gue capai, walau kerjaannya scroll tiktok sama twitter dari pagi ke pagi sambil dengerin podcast Rintik Sedu di spotify. Tapi gue gak semalas itu kok, gue masih bisa bangun pagi walau bangkitnya siang. Walau gue sering dimarahin orang rumah, gara-gara gue bangkit dan keluar kamar satu jam setelah gue bangun. Emang kenapa ya? Soalnya kata gue kasur itu racun dunia.
Gue anak Ama Ambu yang lahir tanggal 28 Agustus 1996 awet muda kan gue? Gue, yang kata Ambu gue ditemuin lagi nangis di kardus depan pos satpam. Dulu sih nangis digituin. Kalau sekarang nggak, soalnya makin tua makin mirip Ama, jadi makin yakin kalau gue itu anak Ama. Ngomong-ngomong gue lahir di Jogja, remaja di Bandung, tapi semenjak Kakak gue kuliah di Jakarta, jadi ikut pindah. Pamaeh banget emang, gue juga ga bisa bahasa Jawa, bisanya Sunda. Soalnya ceritanya panjang dan nanti kepanjangan nih wacana, kapan-kapan ceritanya. Kesukaan gue itu seni lukis dan alam. Selain itu, gue juga suka musik, politik, sejarah sama senja. Sebelum masuk fakultas hukum, banyak banget cobaannya. Disuruh masuk ilkom lah, teknik lah, kedokteran lah, psikolog lah, dll. Tapi gue berhasil yakinin Ama sama Ambu, kalau gue tetep bakal pilih jurusan hukum. Kata Ama, "semua jurusan ada susah senengnya, Neng. Rungkad jeung lieur na ge aya."
Kata Ambu, "nakal boleh, tapi makan dulu." Gitu katanya, tapi kalau gue nakal, yang ada diomelin. Kalau sekarang mah lagi trend ceunah yang namanya MBTI teh, sama bahasa cinta alias love language. Bahasa cinta gue physical touch, words of affirmation, sama quality time. Ini MBTI gue INTP-T, tapi masih sering dibilang ekstrovert walau sebenarnya ambivert. Banyak banget mimpi yang harus gue capai, walau kerjaannya scroll tiktok sama twitter dari pagi ke pagi sambil dengerin podcast Rintik Sedu di spotify. Tapi gue gak semalas itu kok, gue masih bisa bangun pagi walau bangkitnya siang. Walau gue sering dimarahin orang rumah, gara-gara gue bangkit dan keluar kamar satu jam setelah gue bangun. Emang kenapa ya? Soalnya kata gue kasur itu racun dunia.