ruang kedua—
suatu saat nanti akan ada hari di mana kau butuh tempat untuk merebah. sekadar bercerita tentang kisahmu dengan dia. meluapkan segala rasa bahagia, lara dan keluh kesah yang telah lama kau simpan di balik tawa.
bahkan senyumanmu yang awalnya manis tiba-tiba berubah menjadi isak tangis. sebab sikapnya yang menyenangkan itu kadang buatmu begitu menjengkelkan.
seumpama nanti itu benar terjadi, menangislah sekencang mungkin sampai kau merasa air matamu tak lagi asin. lakukanlah dan aku tidak akan mengejekmu apalagi menyalahkan sikapmu. maka tak perlu bertingkah kuat di depanku seolah kau baik-baik saja.
aku serupa gubuk sederhana. yang selalu sedia saat kau ingin bercerita. beristirahatlah di sini, kan kusiapkan secangkir teh hangat serta sepotong roti dengan taburan kismis yang aromanya manis.
hari-harimu akan kutemani dengan segudang canda tawa, sampai kau lupa bahwa hatimu pernah terluka. kan kubuat senyumanmu terukir kembali pada lesung pipimu yang sudah lama basah. begitu pula pada hatimu yang kembali utuh pada setiap kenangan yang tercipta.
sadarku; semua tak akan bertahan lama.
jika semua sudah pulih, kembalilah pada rumah yang benar-benar rumah. aku akan memaksa. bukan tak ingin kau tetap ada, namun, aku hanya ruang kedua agar kau selalu baik-baik saja.
dan bila suatu saat kau terluka lagi, tak usah sungkan untuk singgah. sebab padamu, gubukku selalu ada.
—tintcbiru
suatu saat nanti akan ada hari di mana kau butuh tempat untuk merebah. sekadar bercerita tentang kisahmu dengan dia. meluapkan segala rasa bahagia, lara dan keluh kesah yang telah lama kau simpan di balik tawa.
bahkan senyumanmu yang awalnya manis tiba-tiba berubah menjadi isak tangis. sebab sikapnya yang menyenangkan itu kadang buatmu begitu menjengkelkan.
seumpama nanti itu benar terjadi, menangislah sekencang mungkin sampai kau merasa air matamu tak lagi asin. lakukanlah dan aku tidak akan mengejekmu apalagi menyalahkan sikapmu. maka tak perlu bertingkah kuat di depanku seolah kau baik-baik saja.
aku serupa gubuk sederhana. yang selalu sedia saat kau ingin bercerita. beristirahatlah di sini, kan kusiapkan secangkir teh hangat serta sepotong roti dengan taburan kismis yang aromanya manis.
hari-harimu akan kutemani dengan segudang canda tawa, sampai kau lupa bahwa hatimu pernah terluka. kan kubuat senyumanmu terukir kembali pada lesung pipimu yang sudah lama basah. begitu pula pada hatimu yang kembali utuh pada setiap kenangan yang tercipta.
sadarku; semua tak akan bertahan lama.
jika semua sudah pulih, kembalilah pada rumah yang benar-benar rumah. aku akan memaksa. bukan tak ingin kau tetap ada, namun, aku hanya ruang kedua agar kau selalu baik-baik saja.
dan bila suatu saat kau terluka lagi, tak usah sungkan untuk singgah. sebab padamu, gubukku selalu ada.
—tintcbiru