⠀ #ILUSIHATI — Prolog
⠀ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Cinta? Satu kata beribu juta rasa yang terungkap. Siapa yang mau jatuh cinta? Membuang waktu dengan segala afeksi insan semesta yang bisa kapan saja meninggalkan rasa kasih yang diberi.
Rentetan kalimat itu menjadi tembok kokoh bagi dirinya yang hanya takut tersakiti oleh atensi manusia lain. Itu hanyalah sebagai penopang dalam diri agar mampu mempertahankan diri dari hasrat ingin memiliki lalu jatuh ke dalam harapan.
Siapa yang dapat melawan takdir? Tidak ada. Tidak ada satupun yang mampu melawan takdir. Lantas, apa yang harus terpinta pada semesta? Menahan masa kemudian menerobos takdir rasa dan melawan yang maha kuasa? Terlalu berani bagi insan yang hanya menumpang harap.
"Aku mengenal cinta, aku melawan hukum dalam diriku sendiri, itu semua karena setiap atensi yang kamu berikan. Seandainya kita tak bersua, mungkin aku tak perlu merasakan duka sehebat ini." Katanya.
Mahligai rasa menghantui setiap jiwa. Alur cerita asmaraloka pula yang berbeda, dalam belahan jiwa mereka merasa sendu maupun Harsa. Ada yang terlalu bahagia hingga larut dalam lara. Jamanika kehidupan terus terbuka, Kisah asmaraloka terus menerus terjalin erat.
Pergi, datang, silih berganti itulah siklus kehidupan. Namun, mempermainkan perasaan tanpa ada rasa bersalah, tak seharusnya mendapatkan ampunan. Akhirnya hanya rela yang menjadi kewajiban meski hati berkata masih akan terus hinggap bersama sang lara.
⠀ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Cinta? Satu kata beribu juta rasa yang terungkap. Siapa yang mau jatuh cinta? Membuang waktu dengan segala afeksi insan semesta yang bisa kapan saja meninggalkan rasa kasih yang diberi.
Rentetan kalimat itu menjadi tembok kokoh bagi dirinya yang hanya takut tersakiti oleh atensi manusia lain. Itu hanyalah sebagai penopang dalam diri agar mampu mempertahankan diri dari hasrat ingin memiliki lalu jatuh ke dalam harapan.
Siapa yang dapat melawan takdir? Tidak ada. Tidak ada satupun yang mampu melawan takdir. Lantas, apa yang harus terpinta pada semesta? Menahan masa kemudian menerobos takdir rasa dan melawan yang maha kuasa? Terlalu berani bagi insan yang hanya menumpang harap.
"Aku mengenal cinta, aku melawan hukum dalam diriku sendiri, itu semua karena setiap atensi yang kamu berikan. Seandainya kita tak bersua, mungkin aku tak perlu merasakan duka sehebat ini." Katanya.
Mahligai rasa menghantui setiap jiwa. Alur cerita asmaraloka pula yang berbeda, dalam belahan jiwa mereka merasa sendu maupun Harsa. Ada yang terlalu bahagia hingga larut dalam lara. Jamanika kehidupan terus terbuka, Kisah asmaraloka terus menerus terjalin erat.
Pergi, datang, silih berganti itulah siklus kehidupan. Namun, mempermainkan perasaan tanpa ada rasa bersalah, tak seharusnya mendapatkan ampunan. Akhirnya hanya rela yang menjadi kewajiban meski hati berkata masih akan terus hinggap bersama sang lara.