Aku yang sudah terbiasa mendengar sapaan dari suara deep nya hanya ku balas dengan senyum manis ku saja
"tumben jam segini baru sampe, pasti kesiangan ya bangun nya"
"iya, kok tau sih?"
"nebak aja, pasti asik mimpiin aku ya?"
"apasih gr banget" aku menundukkan kepala untuk menyembunyikan pipiku yang mulai memerah
"tuh kan bener, kamu nya aja blushing, gemes nya" dia mencubit kedua pipiku
"udah iih, yuk masuk ntar telat lagi" aku berjalan mendahului daniel
"lucu nya, anak siapa sih ini" daniel berlari mengejarku dan merangkul pundak ku
"anak nya bunda rachel lah, anak siapa lagi coba" jawab ku yang sedikit sewot
"iya deh iya, jangan sewot gitu dong, kan aku tambah gemes"
"cukup daniel, malu di liatin orang"
"iya sayang iya"
Kami pun jalan beriringan menuju kelas, kami berpisah di tangga, karena kelas daniel berada di lantai tiga, sedangkan kelas ku berada di lantai dua. Jadi di sekolah ku ini tiap tingkatan itu beda lantai, tingkat pertama itu di lantai dasar, tingkat dua di lantai dua, dan tingkat tiga di lantai tiga atau yang paling atas, tiap lantai disediakan kantin tujuan nya agar kami tidak perlu capek naik turun tangga dan setiap lantai memiliki fasilitas yang sama, katakan lah bahwa sekolah ku ini benar-benar mewah. Mengenai hubungan ku dengan daniel, aku merahasiakannya dari bunda, aku bukan nya mau berbohong sama bunda, tapi aku hanya takut jika bunda akan marah jika aku memiliki pacar di saat aku masih sekolah, sebenarnya menurut ku ini adalah hal yang wajar, mengingat teman sebaya ku yang bahkan selalu mengganti pasangan mereka, bahkan ada juga yang gaya pacaran nya bisa di katakan sudah mulai tidak sehat.
"tumben jam segini baru sampe, pasti kesiangan ya bangun nya"
"iya, kok tau sih?"
"nebak aja, pasti asik mimpiin aku ya?"
"apasih gr banget" aku menundukkan kepala untuk menyembunyikan pipiku yang mulai memerah
"tuh kan bener, kamu nya aja blushing, gemes nya" dia mencubit kedua pipiku
"udah iih, yuk masuk ntar telat lagi" aku berjalan mendahului daniel
"lucu nya, anak siapa sih ini" daniel berlari mengejarku dan merangkul pundak ku
"anak nya bunda rachel lah, anak siapa lagi coba" jawab ku yang sedikit sewot
"iya deh iya, jangan sewot gitu dong, kan aku tambah gemes"
"cukup daniel, malu di liatin orang"
"iya sayang iya"
Kami pun jalan beriringan menuju kelas, kami berpisah di tangga, karena kelas daniel berada di lantai tiga, sedangkan kelas ku berada di lantai dua. Jadi di sekolah ku ini tiap tingkatan itu beda lantai, tingkat pertama itu di lantai dasar, tingkat dua di lantai dua, dan tingkat tiga di lantai tiga atau yang paling atas, tiap lantai disediakan kantin tujuan nya agar kami tidak perlu capek naik turun tangga dan setiap lantai memiliki fasilitas yang sama, katakan lah bahwa sekolah ku ini benar-benar mewah. Mengenai hubungan ku dengan daniel, aku merahasiakannya dari bunda, aku bukan nya mau berbohong sama bunda, tapi aku hanya takut jika bunda akan marah jika aku memiliki pacar di saat aku masih sekolah, sebenarnya menurut ku ini adalah hal yang wajar, mengingat teman sebaya ku yang bahkan selalu mengganti pasangan mereka, bahkan ada juga yang gaya pacaran nya bisa di katakan sudah mulai tidak sehat.