Puisi


Kanal geosi va tili: ko‘rsatilmagan, ko‘rsatilmagan
Toifa: ko‘rsatilmagan


Kumpulan dan wadah puisi Indonesia.
Selamat Menikmati. ?
Kirim puisi anda ke: @puisibot
Email: puisitelegram@gmail.com

Связанные каналы  |  Похожие каналы

Kanal geosi va tili
ko‘rsatilmagan, ko‘rsatilmagan
Toifa
ko‘rsatilmagan
Statistika
Postlar filtri




Dalam Diam
Karya : Ony Wijqyanto


Dalam diam ada rindu yang penuh.
There was love in the silence.
Even now after all of these years.
You're the light in my darkness.

Dalam diam ada rindu yang utuh.
Kita bisa melihat sekat antara niat hati dan realita yang tak pernah bersahabat.

Kita mampu menciptakan ruang. Hati meregang. Mampu berpikir tanpa kekang.

Hati bicara walau lidah tak merangkai kata. Menelanjangi yang fana agar jadi nyata.

Dalam diam selalu ada rindu yang penuh dan utuh...


Celana Ibu
oleh: Joko Pinurbo

Maria sangat sedih
menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian
Yesus bangkit dari mati,
pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawa
celana yang dijahitnya sendiri
dan meminta Yesus mencobanya.

“Paskah?” tanya Maria.
“Pas!” jawab Yesus gembira.

Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.

2004


Selamat Natal untuk teman-temanku tersayang yang merayakan.

Damai dalam kegembiraan untuk kalian semua.


Cinta

Luka itu indah
Darah yg memerah
Membias ke langit
Dicumbu sinar rembulan

Daun-daun bambu menggelitiki
Dan sungai mendesah jernih
Engkau telah merobek dengan sembilu
Dengan senyum manis teramat tulus
Luka kini manis sekali

Aku selalu ingat bagaimana kau membelaiku
Sambil meremas-remas dan memutar-mutar ususku

Darahku tak terkesiap lagi
Jika cambuk mendera di tulang belulang
Aku akan menyebut namamu berulang-ulang
Dengan penuh cinta

– T. Nitya Anggra Sora


sidikjari
oleh: Ahmad Mustofa Bisri

di sini
sidikjarimu ada
di mana-mana
ada di daun pintu
ada di jendela
ada di seantero
ruang ini
maka alibimu
tak bisa diterima
kau tak mungkin
di tempat lain.

Awal Syawal 1437




MASMUR PAGI
oleh: W.S. Rendra

Kata-kata masmur ini
timbul dari asap dapur
yang mengepul ke sorga
dan di atas tungku dapur itu
istriku merebus susu -
rahmat-Mu yang pertama.
Kata-kata masmur ini
lari ke lembah-lembah
dan di tepi cakrawala
mereka kawini sepi
yang lama menantinya.
Lembu-lembu masuk ke air
mengacau air yang jernih
menentang senja
dan hari kiamat.
Maka
di udara yang segar
bersebaranlah bau minyak wangi
dari jubah malaekat,
Tubuh-Mu yang indah
Kaubaringkan di gunung yang tinggi

dan nampaklah dari bawah
bagai awan mandi cahaya.
Bebek-bebek pun bertelor
kerna Kaujamah dengan tangan-Mu.
Ikan-ikan jumpalitan dalam air
dan padi melambai-lambai
menegur-Mu.
Pohon-pohon cemara di gunung
menggelitiki tapak kaki-Mu
dengan cara yang jenaka.
Kau pun lalu bangkit pindah
ke lain cakrawala
menggeliat dan bersenam indah
lalu melangkah menaiki matahari,
mendaki, mendaki,
mengeringkan celana dan bajuku
yang dicuci oleh istriku.




Kesadaran
oleh: Sanusi Pane

Pada kepalaku sudah direka,
Mahkota bunga kekal belaka,
Aku sudah jadi merdeka,
Sudah mendapat bahagia baka.
Aku melayang kelangit bintang,
Dengan mata yang bercaya-caya,
Punah sudah apa melintang,
Apa yang dulu mengikat saya.
Mari kekasih, jangan ragu
Mencari jalan; aku mendahului,
Adinda kini
Mari, kekasih, turut daku
Terbang kesana, dengan melalui,
Hati sendiri


Judul; kalau kau sibuk kapan kau sempat
Gusmus

Kalau kau sibuk berteori saja
Kapan kau sempat menikmati mempraktekkan teori?
Kalau kau sibuk menikmati praktek teori saja
Kapan kau sempat memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja
Kapan kau sempat menikmati hidup?
Kalau kau sibuk menikmati hidup saja
Kapan kau hidup?

Kalau kau sibuk dengan kursimu saja
Kapan kau sempat memikirkan pantatmu?
Kalau kau sibuk memikirkan pantatmu saja
Kapan kau menyadari joroknya?

Kalau kau sibuk membodohi orang saja
Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu?
Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja
Kapan orang lain memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk pamer kepintaran saja
Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu?
Kalau kau sibuk membuktikan kepintaranmu saja
Kapan kau pintar?

Kalau kau sibuk mencela orang lain saja
Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?
Kalau kau sibuk membuktikan cela orang saja
Kapan kau menyadari celamu sendri?

Kalau kau sibuk bertikai saja
Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian?
Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja
Kapan kau akan menyadari sia-sianya?

Kalau kau sibuk bermain cinta saja
Kapan kau sempat merenungi arti cinta?
Kalau kau sibuk merenung arti cinta saja
Kapan kau bercinta?

Kalau kau sibuk berkutbah saja
Kapan kau sempat menyadari kebijakan kutbah?
Kalau kau sibuk dengan kebijakan kutbah saja
Kapan kau akan mengamalkannya?

Kalau kau sibuk berdzikir saja
Kapan kau sempat menyadari keagungan yang kau dzikiri?
Kalau kau sibuk dengan keagungan yang kau dzikiri saja
Kapan kau kan mengenalnya?

Kalau kau sibuk berbicara saja
Kapan kau sempat memikirkan bicaramu?
Kalau kau sibuk memikirkan bicaramu saja
Kapan kau mengerti arti bicara?

Kalau kau sibuk mendendangkan puisi saja
Kapan kau sempat berpuisi?
Kalau kau sibuk berpuisi saja
Kapan kau akan memuisi?


(Kalau kau sibuk dengan kulit saja
Kapan kau sempat menyentuh isinya?
Kalau kau sibuk menyentuh isinya saja
Kapan kau sampai intinya?
Kalau kau sibuk dengan intinya saja
Kapan kau memakrifati nya-nya?
Kalau kau sibuk memakrifati nya-nya saja
Kapan kau bersatu denganNya?)

“Kalau kau sibuk bertanya saja
Kapan kau mendengar jawaban!”




Sehabis Sakit
oleh: Joko Pinurbo

Di kamar mandi kutemukan
tubuhku yang haus sedang menari.
Satu, dua, tiga, dan jarum sepi
berputar keras sekali.

Bilur-bilur tatu telah membiru
pada punggung yang dicambuki waktu,
dan tubuhku yang aus terus menari
sampai kuyup ia sebelum mandi.

Tubuhku pohon ranggas 
yang bertunas kembali,
sajak cinta yang ditulis ulang 
oleh tangan tersembunyi.

Tubuhku kenangan yang sedang
menyembuhkan lukanya sendiri.

(2006)


Hujan Temani Rinduku

Biar hujan yang membawa luka mengalir
Ke tanah, ke hutan, ke sungai, ke laut
Biar hujan yang membasuh hinanya diri
Biar hujan yang membangkitkan kenangan
Biar hujan yang menghangatkan sebuah pelukan
Terserah apa kata hujan
Terserah
Yang penting irama butir air yang jatuh
Selalu berhasil menemani sepiku
Sambil mengingat dirimu

September 2016

(Dikirim oleh; Silistia Ningsih)

via: @Puisibot


Diriku

Dalam diriku

ada kerusuhan

yang tercipta dari keresahan.

Tentang rindu

yang terlalu

dan cinta

yang terbata mengeja kehadiran.

---
Asa Wajada, 2016


Perempuan Angin

-

Engkau yang paling mahir menciptakan ombak di laut hatiku,
malam ini aku sedang belajar mematikan kehendak
dan memanjangkan kembali lipatan jarak,
sebab dekatmu kawah itu selalu bergolak, menanti saat meledak.
Rindu, sedang disimpan rapi di saku.
Engkau yang akan mengambilnya jika bertemu, tentu.

Perempuan itu gusar, tergesa
menyumpalkan kenangan yang rompal
dalam sebait puisi di jejaring sosial
Lelaki langit menjadi alamat paling lekat di ingatan
ketika lagu-lagu lama mengalun dari piringan hitam di ruang baca
Sesekali tangan mengibas, meraup uap kopi dan sisa ambung parfum di udara

– Waktu selalu tiada, janji adalah kemusykilan –

Betapa ingin ia berhenti menjadi angin.


---
Ratna Ayu Budhiarti, 2013


Sepisaupi

-

sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul siri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya kedalam nyanyi

---
Sutardji Calzoum Bachri, 1973


Sebelum Kota-kota Padam

-

Air danau yang kau kirim ke kota-kota
cukuplah menyejukkan lorong-lorong,
sementara manusia tumbuh di lampu-lampu jalanan
menyalakan sejarah masa kecilku
akankah sungai diseberangkan pula
oleh perahu pengembara, ke kota-kota

Sesuap nasi mengalir di matamu,
sebagaimana perahu masa kecilku juga,
yang lapar sungai kerinduan,
namun dalam perutku
berdiri kota-kota pendakian
yang kesekian

Seperti kota-kota lain, aku juga mengarang novel
hingga hafal perkampungan paling jauh
seperti kampung masa kecilku pula
yang tidur di surau seharian
tak makan apa-apa seharian

Seperti kota-kota lain, aku juga mementaskan teater
supaya bisa pulang ke masa kecilku
bermain tembak-tembakkan dengan bebas,
seperti kota-kota yang menghamilimu
lenyap dari sejarah
kemanusiaan dan kerinduan

Orang-orang pun bicara dengan bahasa isyarat
Sebelum kota-kota padam
mengusir masa kecilku.

---
Ezathabry Husano – Banjarbaru (1997)


Terima kasih sudah bergabung. Jika suka dengan channel ini kamu bisa memberikan rating ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ atau membagikan channel ini kepada teman.


Mencnitaimu adalah salah ketik. Mencintaimu adalah salah saya yang lain. Keduanya saya sengaja.

-Aan Mansyur

20 ta oxirgi post ko‘rsatilgan.

2 012

obunachilar
Kanal statistikasi