Goresan Kalbu


Kanal geosi va tili: ko‘rsatilmagan, ko‘rsatilmagan
Toifa: ko‘rsatilmagan


[Cek pinned message]
Karena tak selamanya suatu rasa dapat dipendam dan perlahan terlupakan.
Pfp? Chat salah satu admin!
[Pfp keep 24 hours ok]
@Littlearcher (Slr)
@Titikdoang
@vent0rs
@valexaa2nd
@Laskajenner
@bcjth
@sarcasticc
@nocturns
@ArbaniYasiz

Связанные каналы

Kanal geosi va tili
ko‘rsatilmagan, ko‘rsatilmagan
Toifa
ko‘rsatilmagan
Statistika
Postlar filtri




Hello Subscribers Ternama!
Selamat Datang di
"Thought Of The World" ✨
-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-
Kami disini akan berbagi
quote dengan berbagai tema♨️

°Butuh sesuatu? Kritik atau saran?
Silakan chat bot dibawah ini!
@Pikiranduniabot

-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-

⚠️Jangan Ragu Buat Req⚠️

⬆️Thank You Very Much⬆️


T.me/pikirandunia


Modal gue cuman satu, yaitu setia sama lu. Bawaan gue cuman satu yaitu pikiran gue tentanglu, simpenan gue jg cuman satu yaitu perasaan gue ke elu. Itu ae

-LJ


love is an illusion the mind makes to believe that people care for others.

in reality, no one really matters except themselves. one admits that they love others because they are made to love. they are made to, and they have no other choice but to obey.

then suddenly, all those I love you's given and taken are meaningless when one is at the lowest point of their life. no one comes. no one even bothers.

love comes with thousands of conditions. we don't even realize that we no longer love the person we admit to love, when they are no longer useful for us.

or when their lungs are dry after screaming for nights, begging for help.


—gva

#drearycrow


Teruntuk kamu, yang sedang memaksa untuk melupakan, kamu harus paham beberapa hal ini:

(i)
Setiap awal pasti ada akhir, maka dari itu setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Mereka adalah dua kepastian yang tidak bisa dipisahkan sehebat apapun kamu melawan. Kamu harus menerimanya, mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap.

(ii)
Move on itu bukan tentang melupakan, sayang. Move on itu tentang menerima. Menyadari bahwa yang dulu ada, sekarang tidak lagi ada.

(iii)
Kesedihan itu pasti, tapi jangan terlalu berlarut dengannya, ya? Kamu masih punya 1000 alasan untuk bahagia, mengapa memilih 1 alasan untuk bersedih?

(iv)
Ada malam-malam saat kamu merindukannya, saat itu kamu merasa tersiksa, iyakan? Nikmati saja prosesnya, ya? Tapi jangan terlalu berlarut dalam sedih. Karena semesta tak pernah suka kamu meneteskan air mata.

Jadi sekarang mengerti, ya?
Jika memang tidak bisa bersama, jangan terlalu dipaksa.
Kamu hanya harus percaya, bahwa Tuhan punya yang lebih baik sebagai penggantinya.

Jadi sekarang mengerti, ya?
Jangan memaksa untuk melupakan. Manusia bukan diciptakan untuk melupakan, melainkan untuk mengukir sebanyak-banyaknya pelajaran dan kenangan.

Jadi sekarang mengerti, ya?
Move on itu tentang mengikhlaskan, bukan melupakan.



—aeleasha,
dariku dan untukku.
#aeleasha


Kau memanggilku tuan putri,
Memperlakukanku bak permaisuri
Menjanjikan kebahagiaan-kebahagiaan yang nyata
Lalu membuatku berpikir;kalau tidak apa dunia dan seisinya hancur asal aku hancur bersamamu.

Kau janjikan segala janji
Mengenggam erat tanganku seolah itu terbuat dari emas
Menatap lekat mataku seolah tidak ingin pergi jauh-jauh.

Tahukah kau?
Semua itu menyakitiku
Ketika akhir-akhir ini kusadari,
Bukan aku satu-satunya yang kau perlakukan seperti itu.

—silmayosihra
Ternyata bukan satu-satunya.


“Beberapa orang mencoba kembali jatuh cinta setelah hatinya terluka, namun ragu untuk memulainya. Benarkah ini cinta atau lari dari kesepian semata?”

—abelrdn


Tuhan, aku pernah merasakan rasanya punya rumah. Dua pintu dengan banyak jendela, dihiasi lampu menyala di setiap sudutnya. Dipenuhi aroma sedap masakan bunda, diiringi canda tawa saat saling bertukar cerita.

Tuhan, aku pernah merasakan rasanya punya rumah. Senyum manis dengan tangan terbuka, senantiasa mendekap tubuh tanpa aba-aba. Dua mata penyembuh segala, kerap menatap jiwa kala gemuruh sedang merajalela.

Tuhan, aku pernah merasakan rasanya punya rumah. Aku pernah tahu harus berjalan kemana saat hati sedang gundah. Aku pernah tahu sejauh apapun kedua kaki ini melangkah dan sebanyak apapun orang yang mengajak untuk berpindah, hati ini sadar kemana harus mengarah.

Tuhan, aku ingin pulang.

— g. m.,
Tapi, kemana?
#arrangedthoughts


selepas kau pergi,
apa kau tahu?
aku tidak pernah menangis,
tapi tawa dan senyumku semakin manis.

selepas kau pergi,
kau pikir, aku merasa kehilangan?
tidak, semua itu salah
coba saja kau lihat sekarang hatiku sangat riang.

selepas kau pergi,
apa kau tahu?
tidak sedikit pun aku merasa sepi,
karena para penganti dirimu sudah banyak yang antri.

selepas kau pergi,
kau pikir, aku begitu sedih?
itu sangat tidak mungkin.
banyak yang mau, aku tinggal pilih.

— sunflower


my mind just tells me what my heart wants, and all i want is you.

— sunflower


kita itu lucu,
saling rindu tapi tak mau mengaku
saling sayang tapi tak berani bilang
saling perhatian tapi tak ada kepastian.

—vlxa


Sayang itu peduli
Jika dia tidak peduli maka ia tak sayang, sesimple itu saja

-LJ


“Kenapa sih, kamu meringkuk mulu di kasur, ayo bangun, jangan jadi pemalas!” kata Mama.

Aku diam. Tidak bergerak, tidak pula menjawab. Masih bertahan dengan posisi memeluk kedua lututku. Masih membiarkan mataku bengkak dengan air mata yang jatuh tidak tahu diri.

“Kamu kenapa, nangis?”

Enggan, aku masih enggan menjawab. Kendati air mata itu makin-makin jatuh dengan biadabnya.

“Kenapa sih? Jangan terlalu mendramatisir segalanya sampai kamu nangis gitu.”

Aku hanya menggeleng. Lupa cara menyusun kata, tidak bisa aku meregulasi otakku agar bekerja dan menyuruh bibirku berbicara. Yang aku lakukan hanya memberi gelengan tidak pasti pada setiap pertanyaan Mama.

“Ada yang bikin sedih? Masalah apa? Kawanmu? Cowok?”

Jengah. Bukan itu, Ma! Ada sesuatu dalam diriku yang tidak bisa aku jelaskan. Yang pasti sakit, Ma. Sampai-sampai kini aku tidak merasa apapun. Aku tidak sedih, Ma. Tidak pula berbahagia. Aku kosong, Ma.

“Kalau ditanya dari tadi jawab! Bukan melamun.”

“Jangan tanya gitu, Ma. Aku cuma mau diam,” jawabku akhirnya.

“Gak boleh gitu! Orang tua khawatir, kamu bakal ngerasain waktu kamu punya anak nanti.”

Aku hanya terkekeh pelan. Dalam hati mengumpat dan bersumpah banyak. Ingin kubalas, bahwa aku akan mati secepatnya. Tidak akan aku rasakan bagaimana rasanya jadi dirimu, Ma. Jadi sosok Ibu yang mempunyai seorang anak tidak berguna dan hanya terjebak bersama depresi di kamarnya.

“Sudah! Cepat makan. Hidupmu masih panjang, ini bukan apa-apa. Tidak usahlah kamu berlarut dalam kesedihanmu itu.”

Dengan itu, Mama pergi. Meninggalkan aku dalam ruangan yang sudah terpenuhi oleh air mataku sendiri. Aku tenggelam bersama kalimat-kalimat membunuh yang terlontar dari bibir Mama. Mama benar. Aku hanya terlalu menanggapi segalanya berlebihan. Aku terlalu berlarut dalam perasaan, dramatis, dan tidak tahu arti bersyukur.

Aku beranjak dari kasurku. Bukan, bukan untuk makan seperti yang Mama suruh. Yang kulakukan adalah melarikan kedua tanganku ke dalam tas, mengambil obat-obatan entah bernama apa. Tidak ragu-ragu, sepuluh butir kuteguk habis.

Mama, aku lelah. Tidak mau bangun, tidak mau makan. Aku hanya ingin tertidur.

—api.
#chickenbones


"Jadi, apa yang kau dapatkan setelah usai dengannya?"

"Bahagia sementara, dan akhirnya dibuat terluka." Aku menyesap caramel machiatto di dalam cangkir, sambil mengingat kembali kenangan pahit dan luka yang ia goreskan pada hatiku berkali-kali.

"Kau benar-benar jatuh cinta padanya ya?"

"Iya hingga kini, aku masih jatuh padanya."

Lelaki disebelahku tersenyum mendengar ucapanku, lantas ia memejamkan mata. terlihat mengambil nafas dalam-dalam.

"Semesta ini berisi tujuh milyar manusia. Apa kamu masih berharap pada satu orang yang tidak pernah menginginkanmu sama sekali?""

Aku tersenyum. "Saya sudah berusaha untuk pergi, tapi gagal berkali-kali, karena saya malah datang kembali. Perihal tujuh milyar manusia di dunia, tempatku pulang adalah dia, lantas bagaimana bisa saya pergi? Satu hal lagi, faktanya, tempatku pulang diisi orang yang tak ku kenal sama sekali."

"Kau tahu tidak? akupun punya rumah, tapi orang yang kuharap memilikinya tak mau tinggal didalamnya."

Aku mengerenyit bingung. "Maksudmu?"

tiba-tiba dering dari teleponmu berbunyi, kau mengangkatnya. percakapnmu dengan pihak penelepon benar-benar serius—sepertinya.

"Kau akan mengerti." Lelaki itu berdiri, "Sudah ya. Aku duluan, atau kau mau ku antar pulang?"

"Tidak, urusanku masih panjang disini."

Kau mengangguk, lalu pergi membuka pintu kedai kopi sambil berkata, "Maaf, aku meninggalkan pemilik rumahku sendiri. Ada hal penting yang perlu kuurusi."

Aku bergeming. Berusaha mencerna kalimat terakhir yang kau ucap.

Ternyata selama ini, pemilik rumahmu itu aku ya?


—3437
Maaf, aku belum bisa membalas apa yang kamu beri. Kuharap kau temukan pemilik yang jauh membuatmu lebih berarti.


aku tidak suka menulis,
aku tidak suka berimaji liar,
aku tidak suka mencari inspirasi,

aku tidak suka menulis,
aku tidak suka membaca kamus,
aku tidak suka menghapal majas,
aku tidak suka puisi-puisi sendu,

aku tidak suka menulis.
aku tidak suka menulis.
aku tidak suka menulis.

aku tidak suka menulis.
sebelum aku dan kamu,
bukan siapa-siapa.


— sunflower

aku suka menulis,
setelah aku dan kamu,
menjadi kita.


saat ini aku sedang jatuh. asaku telah luruh. aku tak dapat bangkit. rasanya benar-benar terlalu sakit. aku butuh uluran tangan, namun suaraku tak keluar saat meminta bantuan.

tidak bisakah kamu mendengar teriakanku walau hanya dari menatap kedua mataku? tolong, bebaskan aku. bebaskan aku dari siksaan nestapa yang tak henti-hentinya membelenggu diriku.

— sunflower


fly me to the moon
let me play among the stars
let me see what spring is like
on a, Jupiter and Mars
in other words, hold my hand
in other words, baby, kiss me


bisakah kamu menerbangkanku ke bulan? jawabannya bisa, kamu menerbangkanku dan menjatuhkanku secepatnya. bahkan akupun tak sempat memegang tanganmu.

fill my heart with song
and let me sing for ever more
you are all i long for
all i worship and adore
in other words, please be true
in other words, i love you

kumohon isilah hatiku dengan lagu, dan bolehkan aku menyanyikannya kembali di depanmu? aku mau kamu jujur, disini pun aku mencintaimu.

— sunflower




Self-love is the best love.

“Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.”

Manusia terlalu sering lebih mengasihi orang lain ketimbang dirinya sendiri. Mengorbankan segalanya atas nama cinta. Menjadi musnah dan tidak bahagia dengan dalih cinta.

Namun bagaimana bisa kamu sungguh-sungguh mencintai orang lain bila belum mencintai dirimu sendiri?

Bagaimana bisa kamu menyebut dirimu seorang pecinta yang ulung bila jiwamu sendiri masih terlewatkan dan terkungkung?


—9996
#9996Series


Jika usai, kamu tidak akan pernah kehilangan aku.

Aku akan selalu ada di satu titik temu, di mana kita memulai segalanya, obrolan pertama kita, panggilan telepon pertama yang malu-malu, di mana rasa itu muncul, di mana rindu itu sering marah, di manapun, aku akan selalu ada sebagai satu sosok yang sungguh pernah mengupayakan cukupmu.

Aku akan selalu ada, di setiap sudut yang pernah kita jelajahi, di setiap kisah yang pernah kita bagi, setiap tawa yang pernah kita ciptakan, setiap peluk yang pernah kita nanti, dalam genggam jemari yang selalu erat, pada langit pagi menuju malam, pada ramai jalanan aspal, pada setiap debar harap menunggu jumpa, pada setiap janji untuk kembali temu, tepat di sana, pusat debar kehidupanmu.

Aku sudah jauh, menetap di sana, selalu, menjagamu agar tetap aman dan cukup, menjadi orang yang akan selalu menanti kabar dan ceritamu, menjadi orang yang akan selalu merindukan, dan mencintaimu.

—wordhunter
#wordhunterpost
#TodayMeWithYou

20 ta oxirgi post ko‘rsatilgan.

767

obunachilar
Kanal statistikasi