ใ
คใ
คใ
คใ
คใ
ค
Selesai menyesap segelas kopi hitam, tuan ini berjalan meninggalkan kios kopi itu tadi. Berjalan dengan diam sesekali tersenyum pada orang-orang yang di temuinya.
Bahkan disaat gelap gulita dan mendung menutup cerahnya sinar rembulan, tuan ini masih sanggup tersenyum bak tak ada satupun permasalahan.
Nyatanya ribuan umpatan sedang ia pendam, tak ingin sekitarnya merasa tertekan karena amarah yang dia luapkan.
Bukan soal siapa yang kalah dan siapa yang menang, bukan juga persoalan siapa yang pintar siapa yang cerdik.
Bagi seorang tuan dengan parasnya yang rupawan dengan bagasnya kehidupan yang kata orang ia jalani pun berpesan pada siapapun yang mendengar, karena saat ini ia berada di pucuk gedung tertinggi sembari menyesap putung rokok, menatap kelam pada arah gerlipan bintang kota itu.
"๐ฑ๐๐๐ ๐๐
๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐
๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐
๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐
๐๐๐๐. ๐ด๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐
๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐
๐. ๐บ๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐
๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐."
[ #๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ]
ใ
คใ
คใ
คใ
คใ
ค